Senin, 14 Juni 2010

TERNAK AYAM BURAS

1. PENDAHULUAN
Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana. Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit.

2. BIBIT
Ciri-ciri bibit yang baik :
  1. Ayam jantan
    • Badan kuat dan panjang.
    • Tulang supit rapat.
    • Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
    • Paruh bersih.
    • Mata jernih.
    • Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
    • Terdapat taji.
  2. Ayam betina (petelur) yang baik
  • Kepala halus.
  • Matanya terang/jernih.
  • Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
  • Paruh pendek dan kuat.
  • Jengger dan pial halus.
  • Badannya cukup besar dan perutnya luas.
  • Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
  • Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
3. PEMELIHARAAN
Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan :
a. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas dan mencari
pakan sendiri).
b. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan).
c. Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).

Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :
a. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 - 6 minggu, dimana anak ayam
sepenuhnya diserahkan kepada induk atau induk buatan.
b. Pemeliharaan ayam dara (grower) : 6 - 20 minggu.
c. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir (± 2 tahun).
Untuk memperoleh telur tetas yang baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan
melayani 9 (sembilan) ekor betina, sedangkan untuk menghasilkan telur
konsumsi, pejantan tidak diperlukan.

4. PERKANDANGAN
Fungsi kandang yaitu :
a. Untuk tempat berteduh dari panas dan hujan.
b. Sebagai tempat bermalam.
c. Untuk memudahkan tata laksana.

Syarat kandang yang baik, yaitu :
a. Cukup mendapat sinar matahari.
b. Cukup mendapat angin atau udara segar.
c. Jauh dari kediaman rumah sendiri.
d. Bersih.
e. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya).
f. Kepadatan yang sesuai.
g. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.

Kepadatan kandang :
a. Anak ayam beserta induk : 1 - 2 m2 untuk 20 - 25 ekor anak ayam dan 1 - 2
induk.
b. Ayam dara 1 m2 untuk 14 - 16 ekor.
c. Ayam masa bertelur, 1 - 2 m2 untuk 6 ekor dan pejantan 1 ekor.

5. PAKAN
Zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral
dan air.
Adapun konsumsi pakan adalah sebagai berikut :
- Anak ayam dara 15 gram/hari
- Minggu I-III 30 gram/hari
- Minggu III-V 60 gram/hari
- Minggu VI sampai menjelang bertelur 80 gram/hari
- Induk 100 gram/hari
Pemberian pakan adalah sehari dua kali, yaitu pagi dan sore, sedangkan air
minum diberikan setiap saat.

6. PENYAKIT DAN PENCEGAHAN
1) ND = Necastle Desease = Tetelo
Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4
minggu dan 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
2) Cacingan
Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
3) CRD (pernafasan)
Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin
(dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
4) Berak Darah
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum,
dosis 0,012 -0,024% untuk 3 - 5 hari.
5) Pilek
Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5 -
7 hari.
6) Cacar
Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.

7. ANALISA USAHA AYAM BURAS
1) Pengeluaran
a. Bibit: 100 ekr x Rp. 12.000,- Rp. 1.200.000,-
b. Pakan100 ekr x 360 hr x 100 gr x Rp. 491,- / 1000 Rp. 1.767.600,-
c. Penyusutan kandang/th Rp. 500.000: Rp. 50.000/2 th Rp. 225.000,-
d. Tenaga kerja: 12 x Rp. 150.000,- /bulan Rp. 1.800.000,-
e. Vaksin dan Obat: 100 ekr x 4 kali x Rp. 50,- Rp. 20.000,-
Total 1) Rp. 5.012.600,-

2) Pendapatan
a) Penjualan telur/th 95%x100 ek x 25% x 360 hr x Rp. 300,- Rp 2.565.000,-
b) Penjualan kotoran ayam/th 25 grx95 ekrx360 x Rp. 2.000,-Rp. 34.200,-
c) Penjualan ayam afkir: 95 ekr x Rp. 13.500,- Rp. 1.282.500,-
Total 2) Rp. 3.881.700,-

Penghasilan/tahun: pendapatan - pengeluaran -Rp. 1.130.900,-
Karena keuntungannya negatif, maka sebaiknya untuk pemeliharaan 100 ekor
ayam, tenaga kerja cukup ditangani oleh peternak, sehingga biaya untuk
tenaga kerja Rp. 0,-. Dengan kata lain, untuk pemeliharaan 100 ekor ayam :
a. Pengeluaran Rp. 3.212.600,-
b. Pendapatan Rp. 3.881.700,-
c. Keuntungan Rp. 669.100,-
keuntungan/bln Rp. 55.758,-

Asumsi harga pasaran bulan Februari 1996
1. Harga bibit siap telur/ekor Rp. 12.000,-
2. Harga telur/butir Rp. 300,-
3. Harga pakan, dengan susunan:
30 kg pakan Rp. 300,- /kg
50 kg pakan layer (441) Rp. 605,- /kg
1 kg mineral Rp. 500,- /kg

4. Harga ayam apkir Rp. 13.500,-
5. Harga kotoran ayam 1 karung (50 kg) Rp. 2.000,-
6. Mortalitas (kematian) 5%
7. Produktivitas telur 25%
8. Biaya kandang ayam perekor Rp . 5.000,-
9. Biaya vaksin & obat perekor Rp. 50,-

SUMBER
Brosur Intensifikasi Ternak Ayam Buras, Dinas Peternakan, Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta (tahun 1996).

Selasa, 01 Juni 2010

Jual Es Doger Murah Meriah

Minuman pelepas dahaga yang terasa nikmat salah satunya adalah es doger. Di Malang banyak terdapat gerobak atau rombong yang berjualan es doger dengan embel-embel Es Doger Bandung. Campuran es doger terbuat dari ketan hitam, tape, mutiara, kelapa muda, serutan es, roti, susu putih/coklat dan sirup. Semuanya dicampur jadi satu dalam sebuah gelas kecil berukuran kira-kira 300cc. Rata-rata dijual seharga Rp. 3.000,-/gelas.

Gerobak tempat mereka berjualan biasanya tidak didesain secara menarik. Mungkin dengan pertimbangan untuk menekan biaya. Berdasarkan informasi dari salah seorang penjual es doger bandung didapat hal-hal yang menarik untuk dipelajari. Orang tersebut hanyalah salah seorang pegawai dari pengusaha es doger yang memiliki 8 gerobak dorong Es Doger Bandung di Malang. Omset gerobak yang dikelola pegawai tersebut rata-rata mencapai maksimal Rp. 100.000,-/hari di jalan Soekarno Hatta. Suatu omset yang relatif kecil. Tetapi salah satu gerobak didaerah lain mampu menghasilkan omset di atas Rp. 300.000,-/hari. Pada musim puasa lalu, pegawai tersebut mengalami kenaikan omset menjadi sekitar Rp. 200.000,-/hari.

DSC00185Satu hal yang menarik, saat bulan puasa pengusaha Es Doger Bandung, majikan dari pegawai tersebut, juga berjualan es doger di jalan Soekarno Hatta di lokasi yang berjarak hanya 200 meter dari tempat pegawai tersebut berjualan. Perbedaannya, lokasi baru tersebut merupakan pusat keramaian yang hanya ada saat musim puasa tiba. Selain itu es doger juga disajikan bukan dalam sebuah gerobak melainkan mobil pick up. Omset yang dihasilkan? Mencapai 1 juta rupiah setiap harinya.

Terkadang perbedaan lokasi yang hanya berjarak tidak terlalu jauh dapat menghasilkan perbedaan omset yang signifikan. Selain keramaian masyarakat perlu juga dipelajari arus lalu lintas, kemudahan parkir dan posisinya terhadap pertigaan dan perempatan. Agar omset dapat meningkat, dapat dilakukan uji coba lokasi. Jangan ragu untuk memindahkan lokasi usaha sejarak puluhan meter saja jika lokasi baru dianggap memiliki potensi lokasi yang jauh lebih strategis.